Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH ketika membuka perayaan syukur 100 Tahun Persekolahan Nyarumkop (PKN) dan Reuni Agung Alumni, di Komplek Persekolahan Nyarumkop, Singkawang (8/7). Berharap, dengan 100 tahun PKN, semakin banyak alumni yang berkontribusi agar sekolah ini tetap eksis sesuai cita-cita pendirinya, karena PKN didirikan untuk membantu masyarakat yang tidak mampu, menyelamatkan mereka dari kebodohan, terutama masyarakat lokal,
“Bapak Ibu yang sudah dididik di persekolahan Nyarumkop berbahagialah, saya hanya tiga bulan di persekolahan katolik, habis itu ‘lari'(pindah ikut orang tua bertugas sebagai polisi). Juga orang tua kami tak mampu memasukan kami di asrama, di pahauman 6 bulan saja, lambat sikit kami kena pelasah, mana tahan, saya ini sekolah malam, sekolah sore, cuma Tuhan Yesus baik dengan saya perguruan tinggi tidak bayar, sampai saya bisa seperti ini,” ungkap Cornelis.
Dirinya juga mengingatkan bahwa, para alumni sekarang sudah punya modal. Jika alumni sepakat dan bersatu menghimpun kekuatan, pikiran tenaga, ongkos dan otot pasti bisa mengembangkan persekolahan ini agar tetap bisa bersaing.
Hadir dalam acara tersebut Mgr. Martinus Situmorang Komisi Pendidikan KWI, Ketua Ikatan Alumni Persekolahan Nyarumkop Adrianus Asia Sidot, Ny. Frederika Cornelis, yang juga alumni PKN, para alumni lainnya baik pengusaha yang tersebar di seluruh dunia, pejabat dan politisi serta serta para guru dan pembina asrama.
Dijelaskan Cornelis, para alumni harus memiliki modal dasar yakni iman pengharapan dan kasih, bukan egois, karena umat katolik khususnya suku Dayak ini, kalau tak ada gereja katolik tidak akan seperti ini, Gereja Katoliklah yang membuka mata masyarakat Dayak.
Gereja Katolik memprioritaskan pendidikan dan kesehatan, karena kalau tidak sehat bagaimana mau sekolah dan sukses kemudian memberikan sumbangan. “Anda harus lebih cerdas karena anda bukan dididik hanya mendapatkan ilmu pengetahuan tapi juga pengetahuan injil. Bangun jiwa korsa kalau tidak maka tertindas lagi,” terang Mantan Bupati Landak itu. Dirinya berharap pula, ke depan PKN bisa bersaing secara daerah, lokal, nasional maupun internasional.
Cornelis meyakini alumni yang dididik di Nyarumkop mentalnya lebih kuat dan tegar, sehingga dirinya juga mendorong para imam dan pengelola untuk tetap menjaga persatuan umat Katolik, karena pemerintah terbatas dalam hal campur tangan, “saya bisa campur tangan dana BOS sudah saya kasih, firman Tuhan mengatakan, mintalah maka kamu akan diberi, ketuklah maka kamu akan dibukakan, anda boleh mengajukan secara tertulis,” terang mantan Camat Menjalin itu.
Cornelis mengakui sekalipun dirinya tidak dididik secara katolik tetapi tetap peduli dengan umat katolik, alumni APDN itu tidak melihat sebelah mata, “Saya tahu posisi saya sebagai umat katolik, kami malah tinggal di antara umat agama lain ketika di Sukadana, pastor lumano dan pastor kanisius mendatangi kami di sukdana, mereka datang dari Ketapang. Bapak saya salah satu yang memperjuangkan hak-hak gereja Katolik. Termasuk rumah sakit Vinsensius (Singkawang), saksi hidup Mgr. Hieronimus Bumbun.”Beber Cornelis.
Ketua Ikatan Alumni Persekolahan Nyarumkop, Adrianus Asia Sidot, reuni ini berkat yang luar biasa bagi umat katolik, persekolahan Nyarumkop adalah kawah candra dimuka umat katolik Kalbar dan sudah menghasilkan kader-kader katolik diantaranya uskup Agung Emiritus mgr H. Bumbun, Mgr Agustinus Agus uskup agung pontianak, para pejabat baik tingkat provinsi maupun nasional, pengusaha sukses di kalbar maupun di seluruh dunia bahkan alumni persekolahan Nyarumkop ada di Loss Angeles, Hongkong. Australia dan berbagai belahan dunia.
Diuraikan Bupati Landak itu, tantangan ke depan memodernisasi PKN dan menjadi tujuan orang tua agar percaya anak-anaknya dididik di sini, persekolahan ini perlu modernisasi sesuai tuntutan jaman. Gedung-gedungnya lebih tua dari pastor Sanding yang lebih 80 tahun, begitu juga perpustakaan, laboratorium dan kesejahteraan guru, bagaimana ke depan sehingga guru-guru yang mengajar di sini merasa diperhatikan.
Salah satu alumni PKN, Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, alumni 1962-1969, mengakui kalau tidak ada sekolah ini mungkin dirinya bisa menjadi uskup Agung, sehingga ke depan dirinya menyarankan agar persekolahan Nyarumkop yang ramah lingkungan sehingga meminimalisir penggunaan air conditioner. Bentuk keseriusan Keuskupan Agung Pontianak dalam membangun PKN dengan mendatangkan tim riset Pendidikan KWI, sehingga ke depan bisa diketahui apa yang harus dilakukan untuk peningkatan mutu PKN. “Yang perlu ditingkatkan secara umum seperti tambahan guru bahasa inggris yang berkualitas, adakan kembali ekstrakurikuler, perbaiki SOP, visi dan misi, tidak pilih kasih, tidak menerima tenaga pendidikan murahan, seleksi ketat tenaga pengajar dan pembina asrama, seleksi ketat peserta didik. Guru-guru mendampingi retret agar mengetahui permasalahan peserta didik. Perlu kerjasama sekolah dan asrama untuk meningkatkan akademik dan non akademik. Diharapkan membuka sekolah kejuruan. Mutu disesuaikan dengan perkembangan jaman. Tetap menanamkan nilai-nilai katolik sebagai identitas khas. Libatkan orang tua siswa dalam perencanaan kegiatan. Keringanan biaya sekolah untuk anak-anak yang tidak mampu. Keuskupan berjanji akan membantu eksistensi PKN,” pungkas Monsinyur Agus.
0 comments:
Post a Comment
Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!