5:35:00 PM
0
Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH dianugerahi Gelar dan Bintang Kehormatan Ratu Nata Pulang Palih Negeri Ismahayana dari Kerajaan Landak, bersamaan itu Ny. Frederika Cornelis, SPd. Juga diberi gelar dan Bintang Kehormatan Mas Ratu Laila Ismahayana. Pemberian gelar dilakukan langsung oleh Raja Keraton Ismahayana Landak  Raja Iswaramahayana Dipati Karang Tanjung Dr. Drs. Gusti Suryansyah, M.Si,  di Istana Keraton Ismahayana Landak, Kampung Raja Ngabang, Kabupaten Landak, Minggu (17/7). Kegiatan ini bertepatan dengan Ziarah Akbar dan Tumpang Negeri ke-16 Tahun 2017 atau 21 syawal 1437 H.

Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH dianugerahi Gelar dan Bintang Kehormatan Ratu Nata Pulang Palih Negeri Ismahayana dari Kerajaan Landak, bersamaan itu Ny. Frederika Cornelis, SPd. Juga diberi gelar dan Bintang Kehormatan Mas Ratu Laila Ismahayana. Pemberian gelar dilakukan langsung oleh Raja Keraton Ismahayana Landak  Raja Iswaramahayana Dipati Karang Tanjung Dr. Drs. Gusti Suryansyah, M.Si,  di Istana Keraton Ismahayana Landak, Kampung Raja Ngabang, Kabupaten Landak, Minggu (17/7).




Gelar dan bintang kehormatan juga diberikan ke delapan orang lainnya salah satunya Istri Bupati Landak Ny. Bernadeta Adrianus yang bergelar Mas Ratu Jaintan dan Komandan Armed Komposit Ngabang. Pemberian gelar dihadiri Anggota DPR RI dr. Karolin Margret Natasa, seluruh raja di Kalimantan Barat, utusan Kerajaan Brunai Darussalam serta SKPD Provinsi Kalbar maupun tamu undangan lainnya.
Prosesi awal pemberian gelar dipersembahkan tarian Ketawak (Gong) keramat yang dapat meemanggil semangat perang, tarian dibawakan penari puteri-puteri dari abdi dalam keraton Landak.
Penyerahan piagam oleh Permaisuri Raja kepada Ny Frederika


Prosesi selanjutnya  pemberian gelar dilaksanakan di Halaman Istana Keraton Landak didahului oleh Raja Landak dan Permaisurinya naik tahta kemudian Gubernur Cornelis beserta Istri dipersilakan naik ke Panggung Kehormatan untuk penobatan, di hadapan Tahta Raja diletakan Gong Pusaka ditutup kain kuning dan itu harus dilangkahi oleh calon penerima gelar sembari menuju tempat yang disediakan. Beberapa saat sebelum penobatan dibacakan titah Raja Landak, setelah itu pencabutan Keris Pusaka oleh Raja Landak dan diacungkan ke atas dengan mengucapkan Titah penobatan secara lisan, di hadapan penerima gelar dan Bintang kehormatan.
Setelah itu dilakukan pemasangan Baju Kerajaan oleh Raja dan Permaisuri dibantu abdi dalam keraton, kepada penerima gelar, kemudian dilanjutkan pemasangan tutup kepala dari kain batik serta sertifikat, pertanda sah sebagai penyandang gelar dan bintang kehormatan. Usai prosesi penobatan, di bilik utama Keraton dilakukan Makan saprahan bersama Gubernur dan Raja-Raja Nusantara.
Raja Landak Gusti Suryansyah menjelaskan, gelar ini diberikan kepada figur yang memiliki dedikasi dan tanggung jawab untuk melestarikan dan menjaga kelestarian keraton Ismahayana ini. Pemberian gelar juga bukan untuk melestarikan feodalis feodalis baru tapi membantu Raja Landak dalam memenuhi keinginan masyarakat khususnya di Kesultanan Landak dalam melestarikan nilai budaya dan tradisi, “ini sebagai penghargaan kepada beliau-beliau yang telah mendedikasikan diri untuk pembangunan Kalimantan Barat dan Kabupaten Landak ini,” ujar Dosen Fisipol Untan itu.
Gubernur Melangkahi Ketawak keramat sebelum Prosesi

Pada kesempatan itu Gusti menyayangkan beberapa orang yang akan diberikan gelar kehormatan berhalangan hadir, karena gelar tersebut sudah mendapat restu dari Moyangnda Raja Abdul Kahar Raja Kerajaan Landak yang sudah dimakamkan di Desa Munggu
Ny. Frederika Melangkahi Ketawak Keramat


Gubernur Cornelis mengakui dirinya bersama istri tidak pernah bermimpi mendapatkan gelar kehormatan, apalagi mereka rakyat jelaata, kaum proletar, “Selaku kepala Pemerintahan di Kalimantan Barat ingin melestarikan kebudayaan kebudayaan yang ada terutama yang ada di dalam keraton, kita mau menunjukan kepada dunia bahwa kita di Kalimantan Barat Khususnya di Kabupaten Landak tidak juga bodoh-bodoh amat ternyata pada jaman dulu sudah ada namanya kepala pemerintahan sekalipun disebut dengan kerajaan dan tidak sesempurna kerajaan-kerajaan di eropa, di jawa atau di sumatera. Tapi cikal bakal pemerintahan sudah ada, tidak ada anggapan kalau mereka primitif dan sebagainya,” ungkap mantan Bupati Landak itu.



 
Pembacaan Titah Oleh Raja

sumber: http://radar-kapuas.com/ 



0 comments:

Post a Comment

Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!