11:33:00 PM
2
HUBUNGAN KEDALAMAN MUKA AIR TANAH DENGAN BEBERAPA SIFAT FISIK GAMBUT PADA PERKEBUNAN KELAPA SAWIT 
(ARTIKEL ILMIAH)

 

PENDAHULUAN
Beberapa ciri yang paling umum pada sumber daya alam tersebar secara tidak merata dan keberadaannya melekat pada suatu lokasi. Sebagai salah satu sumber daya alam yang utama adalah tanah tersebar secara tidak merata dalam kuantitas dan kualitas. Lokasi tanah dalam konteks lahan melekat dalam suatu urutan geografis tertentu. Mengingat keberadaanya yang terbatas, pemanfaatan tanah sebagai matriks dasar wilayah harus dimanfaatkan secara efisien agar dapat berguna sebesar-besarnya bagi pembangunan pertanian dan kesejahteraan masyarakat. Potensi sumberdaya lahan gambut di daerah Kalimantan Barat mempunyai luas 1,729,980 ha dan sekitar  40.2% yang layak untuk pertanian (Sumber Badan Litbang SDLP,2008). dari luas wilayah, tersebar di beberapa daerah pedalaman dan pesisir dengan berbagai tipe pembentukan baik berupa rawa gambut maupun dataran gambut.

Tanah gambut adalah tanah yang terbentuk dari sisa-sisa vegetasi hutan rawa air payau (mangrove) atau hutan rawa air tawar. Faktor penting yang berpengaruh terhadap pembentukan gambut adalah iklim, topografi dan sifat kimia dari air tanah. Oleh sebab itu, sebagian besar gambut yang ada terbentuk di daerah subtropiks yakni jika: (1) Tanaman dapat tumbuh dan mengalami akumulasi pada kondisi tergenang, penyediaan hara untuk tanaman dimungkinkan karena air tergenang masih kaya unsur mineral, maka akan terbentuk gambut bansir atau fen peat; (2) Penyebaran curah hujan tahunan melebihi evaporasi tanah maka akan terbentuk kubah gambut. Gambut di kawasan tropik bahan penyusunnya berasal dari tumbuhan berkayu yang mempunyai waktu regenerasi sangat panjang. (Noor, 2001).
tingkat pelapukan bahan organik, tanah gambut digolongkan atas:
1. Fibrist
Bahan organik yang baru mengalami proses pelapukan, dengan kandungan serat berukuran > 0,1 mm sebanyak > 67 % bobot isi sangat rendah kurang dari 0,1 gr/cm3, kadar air tinggi dan berwarna coklat.
2. Hemist
Bila bahan organik mengalami pelapukan pada tingkat menengah, masih banyak mangandung serat antara 33 - 67 %, bobot isi antara 0,08 - 0,18 gr/cm3, kadar air tinggi dan berwarna lebih kelam.
3. Saprist
Bila bahan organik yang mengalami pelapukan pada tingkat lanjut dengan kandungan serat < 33 %, bobot isi 0,2 gr/cm3 atau lebih dan kadar air tidak terlalu tinggi, dengan warna coklat kelam sampai dengan hitam.
Beberapa di antara kendala fisik tanah gambut adalah penurunan permukaan tanah yang besar setelah didrainasekan, daya hantar hidrolik horisontal yang sangat besar dan vertikal sangat kecil : daya dukung (bearing capacity) yang rendah sehingga tanaman pohon dan bangunan dapat roboh atau miring; dan sifat mengerut tak batik yang menurunkan daya retensi air. Kendala tersebut dapat diperkecil bila gambut tetap dipertahankan tergenang. (Sagiman 2007: 08)
Gambut yang terlalu tebal umumnya sangat miskin akan unsur hara, kejenuhan basa rendah, dan reaksi masam sehingga dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme terhambat. Porositas tanah yang tinggi dan kandungan tanah mineral yang rendah.

Tanah gambut juga mempunyai sifat-sifat fisik yang menonjol dibandingkan dengan tanah mineral, yaitu : I). Bobot isi yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah mineral; 2). Kecilnya berat tanah gambut kalau kering; 3). Besarnya kemampuan menahan air, salah satu ciri koloida terutama yang dikembangkan oleh bahan organik dalam keadaan koloidal. Jika tanah mineral kering mengabsorbsi dan mengikat air 1/5 - 2/5 beratnya sedangkan tanah gambut akan mengikat air 2 atau mungkin 4 kali beratnya; dan 4). Struktumya dalam keadaan fisik hampir tidak berubah. Sementara lapukan bahan organik, dalam keadaan koloidal dan memiliki daya adsorptif yang tinggi, kohesi dan plastisitasnya agak rendah. Selama periode kering, ringan dan lepas-lepasnya gambut sehingga mudah dihembuskan angin dan juga sangat mudah terbakar secara meluas dan sangat sukar dipadamkan.

Muka air tanah pada umumnya tinggi yaitu 10 – 30 cm dari permukaan tanah. Muka air tanah sangat berfluktuasi, tergantung kepada pengembangan areal sekelilingnya. Penurunan permukaan tanah pada awal reklamasi dapat mencapai 50 – 60 cm setahun, yang selanjutnya akan semakin kecil. Dalam keadaan drainase jelek dapat menimbulkan kelebihan air dan keadaan anaerob, sehingga memberikan efek yang jelek terhadap aktivitas akar dan pertumbuhan tanaman (Lubis, 1989 : 244).

Setelah perbaikan drainase, dalam keadaan kering tanah gambut akan mengerut tak balik menjadi pasir semu yang mudah terbakar dan tererosi oleh air dan angin. Kebakaran yang terjadi akan merambat dengan cepat dan sulit diatasi karena terjadi di bawah permukaan tanah.
Tanah gambut yang mengalami penurunan muka air tanah atau kekurangan air yang berlebihan mengakibatkan koloid gambut menjadi rusak. Terjadi gejala kering tidak balik (irreversible drying) dan gambut berubah sifat. Sehingga tidak mampu lagi berubah menjadi hara dan menahan air. Gambut ini akan kehilangan air yang tersedia setelah 4-5 minggu pengeringan dan ini mengakibatkan gambut mudah terbakar.

Sifat kering tidak balik juga dapat mengakibatkan menurunnya bentuk permukaan (relief) tanah gambut, selain mengakibatkan bentuk permukaan gambut yang menurun dan mudah terbakar,  sifat kering juga mempengaruhi erosi pada tanah gambut dan erat hubungannya dengan bobot isi (Andrease, 1998 dalam Azri : 1999). Pada bobot isi yang rendah sifat kering tidak balik dapat terjadi dan pada bobot isi yang tinggi sifat gambut relatif dapat menyerap air kembali, karena jika bobot isi rendah kandungan airnya tinggi dan jika bobot isinya tinggi kandungan airnya rendah, dan yang dimaksud dengan sifat kering tidak balik adalah; jika tanah gambut kering dan tidak bisa menyerap air kembali, itu sangat berkaitan erat dengan draenase dan Untuk mengurangi sifat kering tidak balik, maka perlu dilakukan pengelolaan air pada permukaan tanah gambut (Azri : 1999).
Berdasarkan luasan penyebaran gambut yang cukup luas dan dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan pertanian di samping lahan marginal lainnya dan perlu memperhatikan tata air yang baik.

Namun pemanfaatan lahan gambut untuk budidaya pertanian mengalami salah satu kendala yang berhubungan dengan sifat fisik tanah yaitu penurunan permukaan (relief) lahan gambut yang disebabkan kekeringan dan penurunan muka air tanah yang akan mengakibatkan sifat kering tidak balik dan terjadi pengerutan dan juga penyusutan gambut. Menurunnya Muka air tanah dan bentuk permukaan (relief) tanah gambut di akibatkan pembuatan drainase yang terlalu dalam (drainase berlebihan), menyebabkan kekeringan tanah gambut, dapat mengakibatkan terjadinya pengerutan massa tanah gambut secara sepihak (irreversible shrinkage). Dimana pengerutan yang tidak dapat balik juga dapat menurunkan sifat menahan air. Penyusutan (subsidence) yang besar terjadi pada tanah gambut setelah drainase dan pembuangan vegetasi. Kecepatan penurunan permukaan tanah ini tergantung kepada pengaturan kedalaman permukaan air di dalam saluran pembuangan.
Salah satu upaya reklamasi yang dilakukan untuk mengatasi kendala fisik yaitu dengan jalan pengaturan tata air. Dengan pengaturan tata air yang baik maka kecepatan penurunan permukaan gambut dapat diatur dan kematangan gambut dapat dipercepat.
Secara umum bahwa kedalaman muka air tanah dan penurunan bentuk permukaan (relief) akan ditentukan oleh kondisi air tanah dan bentuk permukaan itu sendiri . Pada sistem tata air  bisa mengatur pengaruh antara hubungan muka air terhadap bentuk permukaan (relief), muka air tanah pada level kedalaman optimal akan mencapai kondisi pertumbuhan yang baik (Myllys, 1992 dalam Junaidi dan Suryadi, 1999:7).

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan mengenai Hubungan Kedalaman muka air tanah dengan beberapa sifat fisik gambut pada perkebunan kelapa sawit.

Untuk lebih lengkap tentang Artikel Ilmiah yang berjudul Hubungan Kedalaman Muka Air Tanah Dengan Beberapa Sifat Fisik Gambut Pada Perkebunan Kelapa Sawit silahkan di download disini.
  1. Artikel Ilmiah (format PDF dan Word)
Semoga Bermanfaat.

Newer Post
Previous
This is the last post.

2 comments:

  1. susah amat mau tau daftar pustakanya

    ReplyDelete
    Replies
    1. boleh minta emailnya Alfarizi Akram nanti kita share by email, thank

      Delete

Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!