Gubernur Kalbar Drs. Cornelis, MH. mengatakan, bahwa adanya dugaan penggunaan Vaksin palsu yang selama ini menghebohkan dan diduga melibatkan beberapa rumah sakit merupakan kejahatan kemanusiaan luar biasa, “Vaksin Palsu itu kejahatan kemanusiaan yang luar biasa.” Tegas Cornelis, ketika memberikan sambutan pada pelantikan dr. Gede Sandjaja, SPOTK., sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Swasta Antonius Pontianak menggantikan dr. Sesilia Titik Nurwahyuni. SS. Pelantikan oleh Ketua Yayasan Dharma Insan Pastor Mayong Di Aula Rumah Sakit Santo Antonius, Senin, (18/7). Bersama itu dilantik juga dr. Petrus Hasibuan Sp.Pd sebagai Direktur Pelayanan Medis.
Sr Daria Tumin SFIC, Man. Sebagai Direktur keperawatan. P. Kusmas OFM. Cap, MM, Direktur keuangan dr. Karida Salim MM- Direktur SDM. Hadir pada saat itu Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, Ketua Pembina Yayasan Dharma Insan, Mgr. Emiritus Hieronimus Bumbun, OFM Cap. Serta Ketua PMI Kalbar Ny. Frederika Cornelis, SPd. Serta tamu undangan lain, Hadir dalam kegiatan tersebut.
Sr Daria Tumin SFIC, Man. Sebagai Direktur keperawatan. P. Kusmas OFM. Cap, MM, Direktur keuangan dr. Karida Salim MM- Direktur SDM. Hadir pada saat itu Uskup Agung Pontianak Mgr. Agustinus Agus, Ketua Pembina Yayasan Dharma Insan, Mgr. Emiritus Hieronimus Bumbun, OFM Cap. Serta Ketua PMI Kalbar Ny. Frederika Cornelis, SPd. Serta tamu undangan lain, Hadir dalam kegiatan tersebut.
Cornelis mengingatkan agar kasus Vaksin Palsu jangan sampai terjadi di Kalimantan Barat karena akan merugikan masyarakat. Untuk itu dirinya mengingatkan agar tenaga medis dalam melayani Pasien di rumah sakit baik dokter maupun perawat harus memiliki Jiwa pengabdian profesional. “Ingat jangan kita dikendalikan uang,” ujar Cornelis. Orang nomor satu di Kalimantan Barat itu meminta supaya Pembina dan yayasan harus mengontrol termasuk mencari sponsor agar Rumah Sakit tetap berjalan sesuai fungsinya. Begitu juga dalam rangka mengelola rumah sakit, pasien jangan sampai melayang nyawanya karena kelalaian tenaga medis rumah sakit. Pasien yang miskin harus tetap diberi jatah tempat tidur, BPJS harus bisa dijalankan. Catatan statistik penyakit yang di derita supaya bisa diketahui apa penyakit yang banyak di Kalbar ini demikian Cornelis mengimbau.
Disamping itu, Orang nomor satu di Kalbar itu mengingatkan Akreditsi rumah sakit penting, yang belum layak diperbaiki, demikian juga supaya mencari sponsor yang mau membantu, “Pelayanan rumah sakit harus benar-benar prima supaya masyarakat puas,” terang Cornelis, karena dibangunnya rumah sakit Santo Antonius ini untuk menolong sesama. Bersama pemerintah bagaimana melayani dan memberikan kesejahteraan di Kalbar ini. Menurut Cornelis, Rumah sakit ini didirikan untuk kepentingan umat katolik yang tidak mampu, sehingga harus taat dan patuh kepada pemerintah termasuk membayar pajak. Yayasan ini perpanjangan tangan organisasi gereja katolik agar sesuai dengan UU yang berlaku di daerah itu.
dr. Gede Sandjaya, mantan Direktu Rumah Sakit Umum Soedarso Pontianak, mengatakan, tantangan ke depan bagaimana mengembangkan Rumah Sakit Santo Antonius ini agar semakin baik, berkualitas transparan, bermutu. Dirut 2013-2016, dr. Titik mengungkapkan sertifikasi rumah sakit sudah mencapai target terakreditasi Paripurna paling Pertama di Kalbar, kemudian ijin juga sudah diperpanjang.
Mengembangkan rumah sakit yang bertaraf internasional, dengan para dokter profesional berjiwa melayani sesuai semboyan Rumah sakit swasta Katolik itu Seviam in Caritate (Melayani dengan kasih). Pria yang akrab dipanggil dokter Gede itu mengingatkan para dokter dan perawat di Antonius agar tidak mengkomersilkan setiap pelayanan, karena banyak pasien kurang mampu yang perlu pertolongan, ” Jangan gile duit bah, jadi semua mau di bantai, suka duit boleh tapi jangan gila duit, banyak orang susah tu. Ingat serviam in caritate,” tegas dokter Gede.
Dokter spesialis Ortopedi itu juga berkomitmen meningkatkan kualitas RSSA untuk mengantisipasi pasien yang banyak berobat ke luar negeri, dan meyakinkan masyarakat berobat di dalam negeri juga lebih baik. “Mari kita update ilmu kita, belajar yang benar bukan belajar ilmu pasien. Kita ini dokter, kalau mau kaya jangan jadi dokter jadi rampok saja. Kalau jadi dokter kerja baik dan kaya itu efek. Kalau bisa lagi bekerja HP di offkan, biar tidak dikomplain pasien,” terang dokter Gede.
Gede juga menginisiasi pembentuk tim darah dan akan berkomunikasi langsung dengan Ny. Frederika sebagai Ketua PMI Kalbar, disamping itu, diusulkan pula bagaimana Rumah Sakit Santo Antonius bisa mendapatkan Pelayanan Jaminan Kesehatan Provinsi atau biasa disebut Jaminan Kesehatan Cornelis (jamkescor), mengingat banyak pasien yang datang dari pedalaman dan tidak mampu, jika dipulangkan karena tidak ada biaya sangat tidak manusiawi, “Alangkah bahagianya kalau kami dapat Jamkescor, karena banyak orang pedalaman, berobat ktp ndak bawa, kalau kami dibantu jamkescor kami akan laksanakan dengan tertib,” janji dokter Gede.
sumber:http://radar-kapuas.com/
Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH. memberikan sambutan pada Pelantikan dan Serah Terima Direktur Utama RSS Santo Antonius Pontianak, di Aula Santo Antonius Sungai Jawi, Senin (18/7).
0 comments:
Post a Comment
Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!