PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Drs.
Cornelis, MH menegaskan agar Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak
tidak ada lagi berlaku ‘nakal’ terhadap pasien, apalagi membeda-bedakan suku
agama atau golongan (SARA) dalam menerapkan pelayanan kesehatan, “Perawat,
Dokter jangan rasialis, jangan mentang-mentang pasien tidak mampu lalu
ditelantarkan, jangan pilah pilih, lihat suku a b agama a c, jangan, pelayanan
yang kurang harus ditingkatkan. Peralatan rumah sakit harus dijaga. Demikian
juga masalah keuangan harus hati-hati,” ujar Cornelis, ketika serah terima
jabatan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso dari dr. Gede
Sandjaja, SpOT (K). kepada dr. Yustar, Sp. PD (KEH) Rabu (21/10) di Aula Rumah
Sakit RSUD Soedarso Pontianak.
Demikian juga menurut Orang nomor
satu di Kalimantan Barat itu masalah pelayanan operasi pasien tidak ada
kriteria benang operasi kualitas rendah atau kualitas tinggi, “ Operasi ga ada
benang jelek benang bagus, ini rumah sakit sudah standar, karena ini rumah
sakit rujukan, pegawai perawat dan bidan jangan hanya tampil ke depan senyum
tapi menghambat orang lain, banyak laporan masyarakat tempat tidur ada dibilang
ndak ada dikasih duit baru bilang ada, dokter ahli jangan pasang dua bilang
sepuluh, jangan nakal, mental tidak baik tak ada gunanya,” ujar Cornelis lagi.
Cornelis berharap Rumah Sakit
Soedarso bisa menjadi dari tidak disukai oleh rakyat menjadi rumah sakit yang
disukai rakyat. Dirinya memiliki kenangan manis dengan rumah sakit milik pemerintah
provinsi Kalbar itu, ketika menangani anak kembar siam, namun yang mendapat
nama baik adalah orang lain, namun dirinya tidak kecewa, karena beberapa tahun
kemudian orang tua anak kembar siam datang sendiri ke rumah dinas Gubernur dan
mengucapkan terima kasih. Sehingga mantan Bupati Landak itu mengingatkan
bahwa kepuasan bukan harta benda bukan
uang bergudang-gudang, “Tapi bagaimana kita bisa menyelamatkan orang dengan
kemampuan medis professional yang kita miliki,” terang Cornelis.
Demikian halnya dengan peralatan
kesehatan, kamar operasi jangan sampai roboh, Kapuas Hulu ruang operasi roboh.
Sebagai rumah sakit rujukan dirinya mengingatkan agar setiap penanganan pasien
supaya membuat team kerja, tidak ada pegawai yang menghambat, yang merongrong
yang tidak disiplin agar dipecat sesuai mekanisme kepegawaian, “Kumpulkan
datanya, kita ini pelayan, bagaimana kita memberikan pelayanan yang baik kepada
rakyat.” Tegas Cornelis.
Kepada Dokter, Cornelis berpesan
terutama dokter ahli, jangan menganggap paling pintar dan paling hebat, tetapi
harus memiliki jiwa melayani, Dirinya mengusulkan ke Direktur RSUD yang baru
agar menginventarisir RSUD di Kabupaten yang belum memiliki dokter ahli supaya
diprogramkan untuk visit satu sampai dua hari karena di RSUD Soedarso memiliki
45 dokter spesialis berbagai penyakit.
Mantan Direktur Rumah Sakit Umum
Daerah Soedarso, dr. Gede Sandjaja, sudah mengabdi 22 tahun di rumah sakit
pemerintah itu, dan selama 15 tahun menjadi fungsional, hampir 7 tahun sebagai
direktur. Menurut dr. Gede, selama 7 tahun yang lalu menjadi direktur rumah
sakit di Sudarso dirinya mengungkapkan banyak yang harus diperbaiki terutama
kualitas pelayanan, “Dokter yang luar biasa menyayangi pasien menyayangi
keluarga pasien. Jangan berbohong, jangan bersaksi dusta,” pungkas Ahli
Ortopedi ini.
(By. HC)
Gubernur Kalimantan Barat Berfoto bersama Direktur Baru
RSUD Soedarso Pontianak dr. Yustar Sp. PD.K (KEH) , dan
mantan Direktur RSUD Soedarso Pontianak dr. Gede Sandjaja, SPoT (K)
|
0 comments:
Post a Comment
Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!