2:49:00 PM
0
PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH menegaskan agar Pegawai Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso Pontianak tidak ada lagi berlaku ‘nakal’ terhadap pasien, apalagi membeda-bedakan suku agama atau golongan (SARA) dalam menerapkan pelayanan kesehatan, “Perawat, Dokter jangan rasialis, jangan mentang-mentang pasien tidak mampu lalu ditelantarkan, jangan pilah pilih, lihat suku a b agama a c, jangan, pelayanan yang kurang harus ditingkatkan. Peralatan rumah sakit harus dijaga. Demikian juga masalah keuangan harus hati-hati,” ujar Cornelis, ketika serah terima jabatan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soedarso dari dr. Gede Sandjaja, SpOT (K). kepada dr. Yustar, Sp. PD (KEH) Rabu (21/10) di Aula Rumah Sakit RSUD Soedarso Pontianak.
Demikian juga menurut Orang nomor satu di Kalimantan Barat itu masalah pelayanan operasi pasien tidak ada kriteria benang operasi kualitas rendah atau kualitas tinggi, “ Operasi ga ada benang jelek benang bagus, ini rumah sakit sudah standar, karena ini rumah sakit rujukan, pegawai perawat dan bidan jangan hanya tampil ke depan senyum tapi menghambat orang lain, banyak laporan masyarakat tempat tidur ada dibilang ndak ada dikasih duit baru bilang ada, dokter ahli jangan pasang dua bilang sepuluh, jangan nakal, mental tidak baik tak ada gunanya,” ujar Cornelis lagi.

Cornelis berharap Rumah Sakit Soedarso bisa menjadi dari tidak disukai oleh rakyat menjadi rumah sakit yang disukai rakyat. Dirinya memiliki kenangan manis dengan rumah sakit milik pemerintah provinsi Kalbar itu, ketika menangani anak kembar siam, namun yang mendapat nama baik adalah orang lain, namun dirinya tidak kecewa, karena beberapa tahun kemudian orang tua anak kembar siam datang sendiri ke rumah dinas Gubernur dan mengucapkan terima kasih. Sehingga mantan Bupati Landak itu mengingatkan bahwa  kepuasan bukan harta benda bukan uang bergudang-gudang, “Tapi bagaimana kita bisa menyelamatkan orang dengan kemampuan medis professional yang kita miliki,” terang Cornelis.
Demikian halnya dengan peralatan kesehatan, kamar operasi jangan sampai roboh, Kapuas Hulu ruang operasi roboh. Sebagai rumah sakit rujukan dirinya mengingatkan agar setiap penanganan pasien supaya membuat team kerja, tidak ada pegawai yang menghambat, yang merongrong yang tidak disiplin agar dipecat sesuai mekanisme kepegawaian, “Kumpulkan datanya, kita ini pelayan, bagaimana kita memberikan pelayanan yang baik kepada rakyat.” Tegas Cornelis.
Kepada Dokter, Cornelis berpesan terutama dokter ahli, jangan menganggap paling pintar dan paling hebat, tetapi harus memiliki jiwa melayani, Dirinya mengusulkan ke Direktur RSUD yang baru agar menginventarisir RSUD di Kabupaten yang belum memiliki dokter ahli supaya diprogramkan untuk visit satu sampai dua hari karena di RSUD Soedarso memiliki 45 dokter spesialis berbagai penyakit. 

Mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Soedarso, dr. Gede Sandjaja, sudah mengabdi 22 tahun di rumah sakit pemerintah itu, dan selama 15 tahun menjadi fungsional, hampir 7 tahun sebagai direktur. Menurut dr. Gede, selama 7 tahun yang lalu menjadi direktur rumah sakit di Sudarso dirinya mengungkapkan banyak yang harus diperbaiki terutama kualitas pelayanan, “Dokter yang luar biasa menyayangi pasien menyayangi keluarga pasien. Jangan berbohong, jangan bersaksi dusta,” pungkas Ahli Ortopedi ini.
(By. HC)

Gubernur Kalimantan Barat Berfoto bersama Direktur Baru 
RSUD Soedarso Pontianak dr. Yustar Sp. PD.K (KEH) , dan 
mantan Direktur RSUD Soedarso Pontianak dr. Gede Sandjaja, SPoT (K)

0 comments:

Post a Comment

Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!