PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat
Drs. Cornelis, MH., mengingatkan masalah darah penting untuk kemanusiaan,
jangan ada oknum staff PMI yang mengkomersilkan darah, "Masalah kesehatan
dan darah sangat penting, tak ada lagi saya dengar staff (PMI) jual darah, ini
kadang-kadang darah ada dibilang tidak ada, pegawai-pegawai begini tidak
diperlukan lagi, orang sudah datang malam-malam tendang sana tendang sini, otak
seperti ini perlu direformasi. Pelayanan di sekretariat PMI juga perlu
diperbaiki." Tegas Cornelis pada HUT PMI ke-70. Yang dirangkaikan dengan
hari cuci tangan pakai sabun sedunia, dan HUT Bank Kalbar di Rumah Radakng
Pontianak, Selasa (20/10).
Selain itu, orang nomor satu di Kalbar ini mengingatkan pula bahwa birokrasi wajib bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga pembangunan dan informasi pemerintah bisa sampai ke pelosok daerah di Kalimantan Barat itu, Cuci tangan perlu, karena masih ada kampung yang kena TBC, masih ada yang kusta, masih ada yang minum air tanpa dimasak, namun laporan bagus-bagus semua, "Saya minta birokrasi bekerja dengan benar, bupati camat kepala desa dan ketua RT bekerja dengan benar. Pemerintah menghendaki masyarakat sehat," ujar Mantan Bupati Landak yang gemar keluar masuk kampung itu.
Terkait asap yang masih melanda Kalimantan Barat, Cornelis mengatakan bahwa banyak dari ketapang, KKR, dan dari Kalimantan Tengah, "Untuk hari ini Melawi 2 titik," beber Cornelis.
Asap ini sudah menjadi masalah besar sehingga Cornelis mengkuatirkan ada yang memprovokasi atau ada yang mengupah orang supaya dibakar untuk menjatuhkan pemerintahan, supaya pemerintah Indonesia disorot dunia. "Jangan bakar-bakar dulu termasuk kebun karetnya. Semprot sepanjang jalan trans kalimantan, pontianak- ngabang, pontianak- putussibau, dan ruas-ruas jalan yang ada hutan mudah terbakar, Kebersamaan penting supaya masalah masyarakat bisa ditanggulangi. Masyarakat jangan mau dibayar-bayar orang untuk bakar bakar hutan. " ujar Cornelis.
Ketua Palang Merah Indonesia Kalimantan Barat Ny. Frederika Cornelis, SPd mengatakan semakin bertambah usia PMI maka organisasi ini mesti perupaya mengurangi ketergantungan pada pemerintah dan mampu bekerja mandiri namun pemerintah tetap sebagai mitra kerja bersama instansi lainnya.
Frederika berharap untuk mengantisipasi kekurangan stok darah di Kabupaten kota di Kalbar, data kebutuhan darah harus akurat perlu data base yang terintegrasi seluruh kabupaten untuk mengantisipasi darurat bencana alam dan tanggap darurat lainnya. Pengolahan darah oleh PMI kota selanjutnya diserahkan ke Bank Darah RSUD Soedarso dan RSS Antonius.
"Kami berupaya setiap donor tetap disumbangkan ke rumah sakit untuk mengantisipasi masyarakat yang tidak mampu sewaktu-waktu memerlukan darah,"ujar Frederika.
Selain itu, orang nomor satu di Kalbar ini mengingatkan pula bahwa birokrasi wajib bekerja dengan sungguh-sungguh sehingga pembangunan dan informasi pemerintah bisa sampai ke pelosok daerah di Kalimantan Barat itu, Cuci tangan perlu, karena masih ada kampung yang kena TBC, masih ada yang kusta, masih ada yang minum air tanpa dimasak, namun laporan bagus-bagus semua, "Saya minta birokrasi bekerja dengan benar, bupati camat kepala desa dan ketua RT bekerja dengan benar. Pemerintah menghendaki masyarakat sehat," ujar Mantan Bupati Landak yang gemar keluar masuk kampung itu.
Terkait asap yang masih melanda Kalimantan Barat, Cornelis mengatakan bahwa banyak dari ketapang, KKR, dan dari Kalimantan Tengah, "Untuk hari ini Melawi 2 titik," beber Cornelis.
Asap ini sudah menjadi masalah besar sehingga Cornelis mengkuatirkan ada yang memprovokasi atau ada yang mengupah orang supaya dibakar untuk menjatuhkan pemerintahan, supaya pemerintah Indonesia disorot dunia. "Jangan bakar-bakar dulu termasuk kebun karetnya. Semprot sepanjang jalan trans kalimantan, pontianak- ngabang, pontianak- putussibau, dan ruas-ruas jalan yang ada hutan mudah terbakar, Kebersamaan penting supaya masalah masyarakat bisa ditanggulangi. Masyarakat jangan mau dibayar-bayar orang untuk bakar bakar hutan. " ujar Cornelis.
Ketua Palang Merah Indonesia Kalimantan Barat Ny. Frederika Cornelis, SPd mengatakan semakin bertambah usia PMI maka organisasi ini mesti perupaya mengurangi ketergantungan pada pemerintah dan mampu bekerja mandiri namun pemerintah tetap sebagai mitra kerja bersama instansi lainnya.
Frederika berharap untuk mengantisipasi kekurangan stok darah di Kabupaten kota di Kalbar, data kebutuhan darah harus akurat perlu data base yang terintegrasi seluruh kabupaten untuk mengantisipasi darurat bencana alam dan tanggap darurat lainnya. Pengolahan darah oleh PMI kota selanjutnya diserahkan ke Bank Darah RSUD Soedarso dan RSS Antonius.
"Kami berupaya setiap donor tetap disumbangkan ke rumah sakit untuk mengantisipasi masyarakat yang tidak mampu sewaktu-waktu memerlukan darah,"ujar Frederika.
(By. HC)
0 comments:
Post a Comment
Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!