4:18:00 PM
0
JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa menyatakan prihatin dan menyesalkan kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara. Insiden yang diduga berlatar belakang suku, agama, ras dan antargolongan (SARA) itu terjadi Jumat (29/7) kemarin.
“Kami menyesalkan insiden tersebut karena menodai kerukunan dan persatuan,” tegas Karolin saat dihubungi, Sabtu (30/7).
Menurut Karolin, apabila semua pihak mengedepankan musyawarah dan semangat kebersamaan maka sesungguhnya insiden tersebut tidak akan terjadi. Karena itu, anggota DPR RI dari PDI Perjuangan ini, mengimbau semua pihak untuk selalu mengedepan musyawarah dan kebersamaan dalam semangat nilai-nilai Pancasila.
Untuk mencegah terulangnya insiden tersebut, Karolin mengingatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di setiap tingkatan untuk lebih berperan aktif membangun komunikasi dan hubungan yang harmonis antarumat beragama.

“Forum komunikasi umat beragama harus diefektifkan agar secara dini bisa mendeteksi dan mencegah terjadinya insiden serupa,” tegas Karolin.
Karolin menegaskan kepada semua pihak, pemerintah, jajaran pemerintah daerah, tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk aktif mencegah dan terus membangun kehidupan masyarakat yang rukun dan damai.
“Potensi (konflik, red) harus dicegah agar percikannya tidak meluas yang dapat mengangggu kebersaman dan persatuan sebagai bangsa,” kata Karolin.
Sebelumnya, Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Irman Gusman mengimbau kepada seluruh warga Kota Tanjung Balai, Sumatera Utara untuk memperkuat persatuan dan kerukunan antar masyarakat pasca-kerusuhan bernuansa SARA pada Jumat (29/7/2016) malam.
Aparat kepolisian dan TNI juga diminta menjamin keamanan warga dan mencegah terjadinya konflik susulan.
“Sumatera Utara kita ketahui selama ini merupakan wilayah dengan toleransi antar-umat beragama yang sangat baik. Kita prihatin atas peristiwa ini. Saya menyerukan kepada seluruh warga Tanjung Balai memperkuat persatuan dan kerukunan serta mewaspadai provokasi dari pihak-pihak yang ingin memperkeruh suasana,” kata Irman Gusman.
Irman Gusman mengingatkan konflik SARA merupakan problem serius yang bisa mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Karena itu, segenap komponen bangsa harus bahu membahu dan bergotong royong untuk bersama-sama bergerak cepat memastikan dan mengatasi sumber-sumber konflik-konflik SARA yang ada.

“Kemarin Tanjung Balai, besok bisa saja terjadi di tempat lain. Kita bersyukur memiliki Pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa kita. Mari kita pegang teguh, dan implementasikan  Pancasila itu dalam keseharian,  tidak hanya dalam ucapan tapi juga tindakan. Membumikan Pancasila, itulah obat mujarab mencegah konflik SARA,” kata Senator asal Sumatera Barat ini.(fri/jpnn)

0 comments:

Post a Comment

Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!