8:29:00 PM
0
Kalimantan Barat yang memiliki 62,52 persen atau 9.178.760 hektar dari luas wilayah 14.680.700 hektar merupakan kawasan hutan hujan tropis akan mendatangkan efek ekonomi hijau. Sehingga Gubernur Kalimantan Barat Drs. Cornelis, MH., mendukung upaya Pemerintah memanfaatkannya sebagai tujuan wisata yang dipastikan akan mendongkrak perekonomian Kalimantan Barat terutama dalam bidang pariwisata, disatu sisi Kalimantan Barat akan semakin mantap sebagai paru-paru dunia dengan konsisten menjaga kelestarian hutan. “Ini ide baru, saya dukung penuh karena negara lain sudah melakukannya, ini sebuah pemikiran yang sangat maju, Workshop ini membuka wawasan berfikir kita agar bisa memanfaatkan hutan secara baik tanpa harus merusaknya.” ujar Cornelis, usai Workshop Pengelolaan Hutan Lestari dan Peluang Pengembangan Jasa Lingkungan di Kawasan IUPHHK-HA pada Lanskap Arabela-Schwanner, di Mercure Hotel, Rabu (27/7).
Workshop tersebut menghadirkan pembicara Anggota DPR RI dr. Karolin Margret Natasa, dengan membawa presentasi, Potensi pengembangan usaha jasa lingkungan wisata alam dalam rangka peningkatan sosial ekonomi dan ketahanan lingkungan masyarakat. Selain Karolin, ada beberapa pemakalah diantaranya Ir. Gatot Subiantoro, M.Sc. Direktur UJL HHBK, Ditjen PHPL, KLHK. Marius Marcelus TJ, SH., MM. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Barat. Drs. Chairul Saleh, M.Si. Yayasan WWF Indonesia, dan beberapa pembicara lainnya. Cornelis, meminta supaya, ringkasan workshop dan rencana tindak lanjut agar diserahkan juga ke Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat untuk dibawa ke pertemuan Gubernur Climate Forest di Mexico akhir Agustus mendatang, supaya negara-negara industry maju agar secara bersama-sama menekan efek rumah kaca.
“Kita bicara bukan hanya untuk WWF dan kementerian lingkungan hidup. Tapi ini kita bicara bagaimana hutan produksi bisa mendatangkan uang dengan menjaganya tetap lestari, di dunia ini sudah lama dilaksanakan, seperti di Malaysia dan Brasil, namun di Indonesia khususnya di Kalbar baru akan terjadi. Kalau kita berfikir hutan Kalimantan adalah paru-paru dunia yang efektif dan efisien. Hutan adalah persoalan strategis dan penting dunia ini sudah berubah, cara berfikir sudah berubah, bagaimana memanfaatkan hutan ini menjadi paru-paru dunia. Pohon ini bernafas untuk menutup ozon berlubang akibat efek rumah kaca,” ujar Cornelis yang juga Ketua Govenors  Climate and Forest Task Force.
Orang nomor satu di Kalbar itu juga mengingatkan kembali pemilik perkebunan Sawit harus membuat Embung, untuk mencegah kebakaran hutan, minimal 100×100 meter setiap 5000 hektar. Selain itu, dirinya meminta Non Government Organization (NGO) yang bekerjasama dengan departemen, agar juga melaporkan kinerjanya kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat, sehingga apa yang dikerjakan untuk membantu pemberdayaan masyarakat bisa diketahui, karena menurunta NGO tidak hanya mengkritik kinerja pemerintah, namun laporan kinerja juga harus sampai ke tangan Gubernur sebagai pemimpin wilayah. “Jangan hanya mengkritik Gubernur, laporan kerjanya juga laporkan ke Gubernur, uangnya bukan money laundry dari negara-negara maju, Ini kita dianggap kera, dianggap angin lalu, Saya ndak minta uang setoran sekian persen, tidak.” ujar Cornelis.
Cornelis sebenarnya mengapresiasi kinerja NGO yang membantu pemerintah dalam menjaga lingkungan agar tetap lestari, “Kalian bekerja di daerah saya menjaga lingkungan, ini luar biasa menolong saya. Karena mengurus negara ini tidak bisa sendiri di negara demokrasi ini harus secara bergotong royong mengurus negara ini, Hutan di Kalimantan sudah menjadi sorotan dunia mari kita pelihara dan jaga hutan,” ajak Cornelis.
Dirjen PHPL KLHK, Ditjen PHPL, KLHK Ir. Gatot Subiantoro, M.Sc. kedepan ekonomi hijau dengan memanfaatkan ekonomi pariwisata akan didorong kerjasama dengan kementerian pariwisata, di Kalbar seperti di Landak ada air terjun 7 tingkat Rombo Dait yang sangat eksotis, “Kita mengelola hutan secara baik,” ujar Gatot.

0 comments:

Post a Comment

Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!