dirinya dalam melakukan
kampanye pada pemilihan umum kepala daerah di tujuh kabupaten di Kalimantan
Barat, tidak menggunakan uang negara, hal tersebut menepis tuduhan pemberitaan
media online borneonusantaratime.com yang membuat judul berita ‘Pemprov Kalbar
disebut pindah ke kab.Kapuas Hulu, kampanye gunakan uang negara, panwaslu macan
kertas.’.
“Saya tidak menggunakan uang
negara,” ujar Cornelis beberapa waktu lalu. Walau dihujat secara sepihak dan
dituduh macam-macam tanpa bukti oleh pemberitaan online tersebut, Cornelis yang
juga Gubernur Kalimantan Barat menanggapi secara dingin, dirinya tetap mengajak
masyarakat Kalimantan Barat agar berpolitik secara santun, tidak melakukan
kampanye hitam terhadap calon lain, bertarung secara fairplay sebagai wujud
dewasanya masyarakat Kalimantan Barat dalam berdemokrasi, pilihlah sesuai hati
nurani.
Dalam berita tulisan Rahman
R.Satim/Fahilda/Victor MS mengutip komentar Ketua DPC Gemira kota Pontianak
Sumardi M. Noor. “di beberapa kabupaten kental sekali dengan keterlibatan
pejabat daerah dan pns.mereka tidak sembunyi-sembunyi, tapi terang-terangan
menampakan diri dalam kampanye,” kata sumardi kepada borneonusantaratime.com
Di bagian lain berita tersebut,
Sumardi juga mengatakan, “Bahkan, kata
Sumardi, sejak deklarasi partai pendukung calon sudah menjadi pemandangan umum,
Gubernur Cornelis mengangkut sejumlah aparatur sipil negara seperli Kepala
SKPD, Biro-Biro dan lain-lain demi kursi bupati buat menantunya, Fransiskus
Diaan. “Bagaimana dengan calon lain yang tidak punya akses menggunakan uang
APBD dan APBN,” ungkap sumardi.”
Menanggapi hal tersebut, Salah
satu Tokoh Masyarakat Kalimantan Barat Yakobus Kumis menilai, tuduhan Saudara
Sumardi sebagai Ketua DPC Gemira terlalu tendensius, menebar kebencian dan
provokatif murahan yang menurut saya di pesan khusus oleh pihak tertentu,
“Sebuah ormas yg berdomisili di kota (Pontianak) menanggapi soal Pilkada di
Kapuas Hulu sudah terlalu jauh mencampuri urusan Kapuas Hulu,” ujar Yakobus.
Lebih lanjut Yakobus Kumis
mengingatkan agar Sumardi lebih melihat masalah di Kota Pontianak, banyak
persoalan di kota Pontianak yg seharusnya di kritisi, “Jangan karena uang anda
memperalat ormas anda untuk keuntungan pribadi anda, kasihan teman-teman anda
yg tidak sefaham dengan pernyataan saudara,” terang Yakobus Kumis. Yakobus juga
mengingatkan para wartawan agar menulis berita harus sesuai dengan kode etik
wartawan, “Rekan wartawan on line ini. seharusnya membuat berita online yg
menjadi konsumsi publik yang berimbang sehingga tidak dianggap tendensius.
jalankanlah kode etik jurnalis dan jadilah wartawan yang sesungguhnya,” pungkas
Yakobus.
(By: HC)
0 comments:
Post a Comment
Peringatan: berilah komentar yang sopan, komentar yang tidak sopan tidak akan kami publish!